Nasionalisme Semu Pengusaha Industri Jual Beli Online

Oleh : Yayan Sakti Suryandaru
Dosen pada Departemen Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya

Ada pelajaran yang kurang terpuji dari pengusaha industry online kita. Tiap kali punya gawe, mereka mengundang grup music asal korea selatan ( Korsel ). Padahal masih banyak boyband dan boygirl asal tanah air. Ada semacam EXO, BTS, STARY KIDS, Super Junior, Mosa X, NCT, BLACKPINK meski pengambilan gambarnya di Korea, mereka dihadirkan lewat TV swasta, nasional kita.
Padahal mereka mengusung perusahaan milik anak negeri. Kalau tidak boyband asal Korsel, acara yang dikemas menyuguhkan sajian ala-ala Amerika, Eropa atau Barat. Tidak ada sama sekali nuansa produk nasional atau Indonesia. Di saat kita menggembar-gemborkan “ Cintai Produk-Produk Indonesia “ rasanya hal ini sangat berseberangan padahal mulai era Soharto mencintai produk anak bangsa sudah menjadi tagline.

Sejak Masa Orde Baru.
Penulis ingat pada masa orde baru tiap sekolah untuk menumbuhkan semangat nasionalisme mengharuskan memakai seragam batik tiap hari tertentu. Mengakui keberagaman, Etnis Tionghoa diperbolehkan untuk menampilkan keberagaman budayanya. Sebelumnya di jaman Soeharto agak dibatasi. Pada masa Gusdur diperbolehkan. Misalnya, pertunjukan Liang Liong, Barongsai sekarang marak di pusat keramaian atau manapun. Boleh mencamtumkan kepercayaan selain agama yang dianutnya di KTP. Di Jaman Habibie, sebagai pelopor untuk menunjukkan Indonesia mampu membuat pesawat terbang CN 235atau PT. Nortanio. Di masa Jokowi di tiap instansi atau intansi diminta memakai pakain putih.
Itulah beberapa kebijakan pada jamannya. Bagaimana bisa berhasil jika para pengusaha jual beli online bersikap lain mereka lebih suka mengundang grupband asal negeri gingseng. Budaya K- Pop begitu membahana . Anak-anak seusia SD pun begitu hapalnya dengan grup boyband atau boygirl asal Korsel. Padahal potensi grup musik itu begitu mudahnya kita dapati di Indonesia. Dari mulai Grup band, sinetron, atau kuliner merasa kelasnya berbeda jika mengkonsumsi produk buatan korsel itu.
Modepun asal Korsel sering ditampilkan oleh artis kita. Opa yang dulunya berarti kakek, sekarang artinya begitu mudahnya disampaikan oleh anak-anak muda Indonesia yang berarti sayang. Sinetron Indonesia juga menampilkan gaya rambut, gaya berbusana ala-ala Korea agar mengikuti trend. Situasi ini sangat menghawitirkan, disaat kita mengkamapanyekan cintai produk dalam negeri.
Sinetron yang dianggap sukses di pasaran terdapat beberapa yang adaptasinya pada sinetron Kpop. Pemilihan bintang, jalan cerita, atau visualisasi music dimirip miripkan dengan sinetron Korsel padahal, masih banyak persoalan di atanah air yang bisa digali oleh sineas kita. Sinetron yang bertema “out of the box “ yang ditunggu oleh pemirsa kita. Meski temanya klise, menampilkan cerita orang kaya raya, tapi Ikatan Cinta ( IC ) mampu menarik hati pemirasa Indonesia. Berbagai ajang penghargaan untuk para sineas dan sinetron kita mampu direbut oleh ( IC ). Dari beberapa pemain hingga sinetron terbaik berhasil diraih oleh IC .
Masyarakat begitu menunggu persoalan yang dekat dengan dirinya hadir dihadapannya. Wajah-wajah khas Indonesia meski dari segi blasteran Indo begitu dirindukan oleh para pemirsa kita. Wajah-wajah ala Korea begitu seringnya muncul di layat TV kita. Begitu oleh para orang Korea asli atau orang kita, itulah yang dianggap sedang in di layar kaca kita.

Hindari Xenophobia, Tonjolkan Nasionalisme
Seharusnya para penampil musik boyband, grupband asal Korsel mulai memikirkan arti pentingnya nasionalisme. Bukan berarti xenophobia atau ketakutan sesuatu yang berbau asing atau luar negeri. Masih banyak talenta-talenta asal tanah air yang patut untuk ditampilkan. Ajang pencarian bakat lebih menampilkan lagu produksi tanah air daripada lagu barat. Artinya, bukan berarti dia tidak bisa berbahasa Inggris tetapi lebih mencintai produk dalam negeri.
Hal inilah yang sering kita lihat melalui TV kita agar berkolarasi positif dengan tagline nya sebagai produk anak negeri, mereka seharusnya lebih menampilkan produk anak negeri. Masih banyak produk dalam negeri yang berkelas internasional dari tanah air kita. Tidak perlu sampai mendatangkan produk asing, meski talenta kita berjimbun dari berbagai pelosok negeri. Itulah inti dari ajang pencarian bakat di tanah air.
Inilah jejak langkah perubahan, meski kecil tapi optimal berdaya guna tidak perlu berkoar-koar tetapi kering makna. Lebih bermakna dalam, tetapi lebih menyentuh kepada inti persoalan. (suryandaruyayansakti@gmail.com )
(@red-indonews.tv)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)