Indonews.tv – Kembali kali ini redaksi menerbitkan bahasan tentang NPD (Narcissistic Personality Disorder, akan tetapi kali ini kita mengangkat dari sisi pendapat seorang Psikolog dan seorang Dekan Fakultas Psikologi diUniversitas 45 Surabaya.
Dihubungi via aplikasi WhatsApp, akhirnya Eva Nur Rachmah S. Psi., M. Psi., Psikolog, yang biasa dipanggil Eva ini menjawab pertanyaan kami secara tertulis.
Demikian ini kami sertakan tulisannya “Adalah gangguan mental yang ditandai oleh pola perilaku yang berlebihan dalam kebutuhan akan perhatian dan pengakuan diri sendiri, kurangnya empati terhadap perasaan orang lain, serta pandangan yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri.
Orang dengan NPD cenderung merasa bahwa mereka istimewa, berbakat, dan hanya dapat dipahami oleh orang-orang atau institusi yang sama “istimewa” seperti mereka. Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam memahami atau menghargai pandangan orang lain yang berbeda dari mereka.
Apa peran media sosial cukup berpengaruh terhadap komunikasi masyarakat sekarang ini ?
Media sosial telah memainkan peran penting dalam mengubah dinamika sosial dan komunikasi manusia. Namun, media sosial juga telah menjadi wadah yang memungkinkan manifestasi gangguan seperti NPD menyebar dan memengaruhi lebih banyak orang. Beberapa faktor yang mendukung penyebaran gangguan NPD dan perilaku yang merusak melalui media sosial adalah :
- Narcissistic Supply: Orang dengan NPD merasa membutuhkan pengakuan dan perhatian yang konstan. Media sosial memberikan platform untuk memamerkan diri, mengumpulkan “likes”, “followers”, dan komentar yang dapat memuaskan kebutuhan ini.
- Konstruksi Identitas: Media sosial memungkinkan individu untuk membangun dan mengelola citra diri secara selektif. Orang dengan NPD dapat dengan mudah menciptakan citra yang glamor, sukses, dan menarik, meskipun mungkin tidak sepenuhnya merefleksikan kehidupan sehari-hari mereka.
- Echo Chamber: Media sosial dapat menciptakan lingkungan di mana pandangan dan opini individu diperkuat oleh orang lain yang setuju. Ini bisa memperkuat pandangan berlebihan tentang diri sendiri dan membuat individu sulit menerima kritik atau pandangan yang berbeda.
- Cyberbullying dan Perundungan Online: Orang dengan NPD dapat menggunakan media sosial sebagai alat untuk mengejek, membully, atau merendahkan orang lain, terutama jika mereka merasa terancam atau merasa perlu “menghukum” orang yang tidak setuju dengan mereka.
- Kurangnya Empati: Karakteristik kurangnya empati yang umum dalam NPD dapat membuat individu kurang peduli tentang dampak emosional dari komentar atau tindakan mereka di media sosial.
Penyebaran gangguan NPD melalui media sosial memiliki potensi untuk merusak interaksi sosial, menguatkan sikap egois, dan mengganggu harmoni masyarakat.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang berperilaku narsistik di media sosial memiliki gangguan NPD. Lingkungan online juga dapat menjadi tempat di mana individu dengan sifat-sifat narsistik dapat memperoleh dukungan, pemahaman, dan bimbingan untuk mengatasi potensi dampak negatif dari perilaku mereka.
Untuk mengatasi pengaruh negatif ini, pendidikan tentang etika dan penggunaan media sosial yang sehat, pengembangan kritis terhadap informasi yang diterima di media sosial, dan mempromosikan empati dan penghormatan terhadap pandangan orang lain merupakan langkah-langkah penting. Selain itu, dukungan psikologis dan terapi dapat membantu individu yang menghadapi masalah psikologis, termasuk gangguan kepribadian seperti NPD. (sumber Eva Nur Rachmah S. Psi., M. Psi., Psikolog, Dekan Fakultas Psikologi Universitas 45 Surabaya)