Sejarah Roymond Westerling Penjagal Belanda Yang Dikenal Kejam

Monumen korban 40.000 jiwa

Indonesw.tv- Disadur dari beberapa sumber literasi seorang tokoh Belanda yang dikenal sangat kejam, dialah Roymond Westerling, Ia telah mengakibatkan puluhan ribu orang meninggal dalam sejarah Republik Indonesia saat dia melakukan operasi Militer. Namanya abadi sebagai seorang pembantai dalam sejarah Republik Indonesia
Si Penjahat Raymond Westerling
Sampai saat ini setiap tanggal 11 Desember, Di Sulawesi Selatan ada tradisi untuk mengibarkan bendera setengah tiang. Hal itu dilakukan untuk mengenang kembali kekejaman salah satu tokoh belanda Raymond Westerling yang telah melakukan operasi militer hingga menewaskan sekitar 40.000 korban jiwa.
Dicatat di dalam sejarahdi Tahun 1946, Raymond Westerling memimpin pasukan baret hijau Belanda ke Makasar untuk menumpas gerakan pro Republik Indonesia di Makasar dan sekitarnya.
Westerling awalnya membawa 125 personel baret hijau, namun setibanya di Makasar dia mendapatkan tambahan kekuatan dari tentara Belanda lainya yang masih ada di Makasar.
Kebiadaban Westerling dimulai dengan mengumpulkan warga desa Biring dan Batua yang dianggap pro Republik untuk dieksekusi.
Para warga desa yang telah dikumpulkan, dieksekusi alias dibunuh dan dibantai. Bagi Westeling, dia menyebutnya dengan pengadilan lapangan alias standrecht.
Selain dua desa tersebut, Westerling juga membantai para gerilya di desa-desa sekitar.
Tak hanya di Maaksar, pembantaian Westerling juga di lakukan di kota lain hibgga ke Polewali Mandar.
Dalam beberapa eksekusi, Westerling tak segan mengotori tangannya. Sebagai komandan, dia bisa saja ongkang-ongkang kaki dan membiarkan anak buahnya memberondongkan senapan mesin ringan ke arah target eksekusi. Namun Westerling menikmati eksekusi brutal itu dengan sesekali ikut beraksi dengan pistol colt 38.
Pembantaian Westerling sendiri berlangsung sejak Desember 1946-Februari 1947. Selama Operasi itu, banyk sekali korban jiwa berjatuhan
Jumlah rakyat Sulawesi Selatan yang menjadi korban keganasan tentara Belanda hingga kini tidak jelas. Menurut De Jong, jumlah korban sesungguhnya, jika ingin mencoba obyektif memandang sejarah bukanlah 40 ribu melainkan 4 ribu orang.
Pemeriksaan Pemerintah Belanda tahun 1969 memperkirakan sekitar 3.000 rakyat Sulawesi tewas dibantai oleh Pasukan Khusus pimpinan Westerling, sedangkan Westerling sendiri mengatakan, bahwa korban akibat aksi yang dilakukan oleh pasukannya “hanya” 600 orang.
Berapapun Jumlah korbanya, namun yang jelas Westerling telah menorehkan namanya dalam lembaran sejarah Republik Indonesia sebagai seorang yang sangat kejam dan juga brutal.
Perbuatan Westerling beserta pasukan khususnya dapat lolos dari tuntutan pelanggaran HAM Pengadilan Belanda, karena sebenarnya aksi terornya yang dinamakan contra-guerilla, memperoleh izin dari Letnan Jenderal Spoor dan Wakil Gubernur Jenderal Dr. Hubertus Johannes van Mook.
Jadi yang sebenarnya bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Sulawesi Selatan adalah Pemerintah dan Angkatan Perang Belanda.

Belanda meminta maaf.
Pada 12 September 2013, Pemerintah Belanda melalui Duta Besarnya di Jakarta, Tjeerd de Zwaan, menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh korban pembantaian.
“Atas nama Pemerintah Belanda saya meminta maaf atas kejadian-kejadian ini. Hari ini saya juga meminta maaf kepada para janda dari Bulukumba, Pinrang, Polewali Mandar dan Parepare,” kata Tjeerd de Zwaan.
Selain itu, Pemerintah Belanda juga memberikan kompensasi kepada 10 janda yang suaminya menjadi korban pembantaian tersebut masing-masing sebesar 20 ribu Euro atau Rp 301 juta.
Apakah itu dianggap sepadan dan jika melihat korbanya yang sangat banyak, kenapa hanay 10 janda saja yang diberi santunan, ini yang masih menjadi tanda tanya. (@red-sumber dariberbagai literasi)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)