Jejaring Jarwo (Ganjar Pranowo) Center anggap guyonan “Dewan Kolonel” habisi marwah Puan

Indonews.tv – Tahun Politik sudah berkumandang cukup keras, para pendukung mulai menggeliat menunjukkan kiprahnya.
Pembentukan Dewan Kolonel oleh sekelompok anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan tidak mempengaruhi Ketua Umum Relawan akar rumput JARWO CENTER (Ganjar Pranowo Center), Budi Mulyawan.
Dewan Kolonel sendiri telah mengklaim loyalis Puan Maharani maju Pilpres 2024.
Apalagi, belakangan dimunculkan dalih guyonan, pasca Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri tidak mengakui keberadaannya.
“Jejaring Relawan Jarwo tetap fokus komitmen ‘gass get’ mendukung total Ganjar Pranowo maju Pilpres. Sejak awal, kami yakin pembentukan Dewan Kolonel di DPR RI akan blunder. Sebab, isu dimunculkan di bulan September, dimana setiap tahun tensi politik panas karena polemik trauma tragedi Dewan Jenderal korban G30/PKI 1965, ” kata Budi Mulyawan, akrab dipanggil Cepi, dalam keterangannya, Jumat (24/09/2022).
Jejaring Relawan Jarwo, kata Cepi, tidak tertarik untuk membuat gerakan-gerakan tandingan. Pihaknya percaya jejaring relawan yang terbentuk lebih setahun dan sudah deklarasi di berbagai provinsi dan kabupaten/ kota, termasuk di luar negeri Australia, tidak akan terpengaruh manuver loyalis Puan. Walau begitu, pihaknya mengapresiasi adanya relawan Ganjar di luar jejaring Jarwo membentuk “Dewan Kopral”.
“Harus diakui, itulah bukti tren rakyat dalam berdemokrasi terus bergeser seirama perkembangan teknologi informasi. Rakyat lebih cerdas dalam memberikan dukungan tokoh berkontestasi di Pilpres tidak lagi hanya mengandalkan kekuatan mesin partai,” kata Cepi didampingi Ketua Jejaring Duta Jarwo Australia, Meity Tentua M yang datang ke Indonesia untuk koordinasi dengan Jarwo Center.
“Rakyat semakin melek, akses informasi jejak figur sangat mudah didapat lewat media digital. Jadi, mesin partai ideal kalau figur Capres yang dimunculkan tidak punya potensi empati pro rakyat, pasti tidak akan dipilih,” imbuh Cepi, kader PDI Perjuangan sejak Megawati masih memimpin PDI belum ganti nama ini.
RUSAK MARWAH PARTAI
Sebagai kader yang mengalami langsung tragedi berdarah “KudatuIi”, pemberangusan Kantor PDI di Jakarta oleh rezim Orde Baru pada 27 Juli 1996, Cepi mengaku sangat bersyukur Ketum PDI Perjuangan Megawati secepatnya menganulir pembentukan Dewan Kolonel. Mega mengeluarkan statement bahwa tidak ada dalam AD/ART DPP PDI Perjuangan.
“Kami bersyukur Bu Mega tegas. Kalau tidak, kami khawatir tindakan kebablasan itu bukan hanya berefek domino menghabisi marwah Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI. Tapi, juga rentan merusak marwah partai yang berbasis ideologi Pancasila dan nasionalisme Indonesia sesuai ajaran Bapak Proklamator Bung Karno,” ungkap Cepi.
Sebab, lanjut dia, isu Dewan Kolonel itu rentan dijadikan amunisi isu politik pihak lain untuk digoreng keras menghadapi momen peringatan tragedi politik bersejarah yang oleh rezim Soeharto distempel dengan nama G30S/PKI.
“Naif, para elite di lembaga terhormat tutup mata kalau ada momen setiap 30 September ditetapkan rezim Orde Baru sebagai hari mengenang peristiwa pembunuhan para jenderal yang dikenal dengan nama Dewan Jenderal,” ungkap Cepi.
Cepi menyatakan, dirinya juga menyayangkan pembentukan Dewan Kolonel itu kemudian berdalih hanya guyonan politik. Padahal, saat diumumkan kepada publik, juga disampaikan gagasan pembentukannya sudah muncul sejak tiga bulan sebelumnya. Bahkan ,sudah memiliki posko untuk persiapan kegiatan rapat.
“Aneh, dalih guyonan baru muncul setelah Bu Mega bertindak. Lebih aneh lagi, Bu Mega ternyata tidak pernah tahu. Ini benar-benar sangat mengecewakan rakyat. Tidak salah kalau ada yang meragukan klaim loyalis Mbak Puan yang puteri kesayangan Ketum Bu Mega,” ungkap Cepi, mengritisi.
Cepi yang mengaku lebih nyaman berkarier di luar struktur partai dan memilih mendukung Ganjar dengan pertimbangan menjaga kelangsungan eksistensi ideologi partai. Cepi berharap loyalis Puan jangan sampai hanya demi kepentingan pragmatis, termasuk menghadapi (sukses pribadi di dapil) Pileg DPR RI kemudian mengabaikan kepentingan partai yang lebih besar.
“Siapa pun kader yang punya tanggung jawab menjaga marwah partai, tentu tidak bisa menerima jika ada yang berpikir sempit memanfaatkan kekuasaan Mbak Puan hanya untuk kepentingaan pragmatis dan pendek,” tegas Cepi.
Dinamika Ganjar di DPP PDI-P, menurut Cepi, walaupun terus menghadapi tantangan semakin sulit untuk mendapatkan keputusan Megawati, namun relawan Jarwo akan tetap optimistis, terus berjuangan dan mendukung total Ganjar Pranowo untuk dapat tiket maju di pilpres 2024. Apalagi, hasil berbagai lembaga survei selalu menempatkan posisi Ganjar di urutan teratas, disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Jejaring Relawan Jarwo tetap akan terus all out bersama masyarakat, tanpa melihat partai apa yang akan mengusung. Seluruh relawan bergerak dengan hati dan ikhlas, bahkan bisa ditanyakan apa benar mengeluarkan uang dari kantor sendiri. Kami yakin, kalau rakyat (atas kehendak Allah) menghendaki Ganjar tak bisa dibendung, Bu Mega akan menunjuknya melanjutkan program-program Presiden Jokowi,” pungkas Cepi (@red/lensind)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)