Gejala Eksibisionis Menyerang Dengan Halus Dan Sangat Berbahaya (Exhibitionistic Disorder)

Indonews.tv –Tulisan ini sengaja terbit karena berdasarkan penelitian penulis yang kebetulan juga seorang pengajar pengembangan diri di berbagai kelas. Hayomi Gunawan atau yang biasa disapa Bram Hayomi ini merasa gelisah dengan fenomena media sosial yang sudah sangat-sangat rentan dengan kerusakan akhlaq manusia.
Jika kita lihat tayangan media social apapun sekarang ini akank banyak cenderung kita saksikan tayangan-tayangan yang suka memamerkan auratnya, mereka tidak ragu ragu untuk hanya sekedar mendapatkan follower atau viewer yang banyak, akan rela berbusana setengah telanjang bersikap seoalah-olah menjajakan dagangan kue saja.
Apakah ini yang disebut fenomena modernisasi ? atau Fenomena Kegilaan Informasi ? atau gejala Eksibisionis.
Kita akan telaah apa itu Eksibisionis dari beberapa sumber yang kita bisa cari
Eksibisionis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang menikmati atau mendapatkan kepuasan dari tindakan memperlihatkan tubuhnya atau perilaku seksual di depan orang lain, terutama di tempat umum atau di depan orang yang tidak mengharapkannya.
Ini termasuk perilaku seperti menunjukkan organ genital, melakukan tindakan seksual, atau memperlihatkan tubuh secara terbuka dan tidak patut di tempat-tempat di mana orang lain dapat melihatnya.
Contoh-contoh perilaku eksibisionis meliputi :
1. Menyentuh atau memperlihatkan organ genital di depan orang lain: Misalnya, seorang pria yang secara terbuka memperlihatkan atau menyentuh organ genitalnya di depan orang lain tanpa persetujuan mereka.
2. Menyuruh atau memaksa orang lain untuk menyaksikan tindakan seksual : Ini bisa termasuk memaksa seseorang untuk menyaksikan aktivitas seksual atau melakukan adegan seksual di tempat umum.
3. Membuka pakaian atau berperilaku secara provokatif di tempat umum : Contohnya, seseorang yang secara sengaja membuka pakaian atau mengenakan pakaian yang sangat minim untuk menarik perhatian orang lain di tempat umum.
4. Mengirimkan atau menyebarluaskan materi seksual secara tak terduga : Ini bisa berupa mengirimkan foto atau video yang mengekspos tubuh secara seksual kepada orang lain tanpa izin mereka.
5. Berperilaku cabul di depan anak-anak atau di tempat yang seharusnya aman dari konten seksual : Misalnya, melakukan tindakan eksibisionis di depan anak-anak di taman bermain atau di area umum lainnya.
Tindakan eksibisionis sering kali dipandang sebagai bentuk pelecehan seksual atau perilaku yang tidak senonoh, terutama ketika dilakukan tanpa persetujuan dari pihak yang terlibat atau tanpa mempertimbangkan perasaan dan batasan pribadi orang lain. Hukum di banyak negara mengatur perilaku eksibisionis dan menganggapnya sebagai tindakan ilegal yang bisa berakibat pada tuntutan hukum.
Selain itu sekarang ini kami sebut “penyakit” (disebut gangguan eksibisionistik (exhibitionistic disorder).. Gejala penyakit ini sudah sangat parah penyebarannya, missal, kita akan sering melihat pengguna internet akan secara bebas berbusana yang kadang menurut kita orang bermoral itu sangatlah memalukan, atau dalam koridor tidak pantas, akan tetapi sering digunakan oleh orang-orang yang memang sengaja menggunakannya agar terkesan seksi dan mengundang penonton untuk like di tayangan –tayangan milik mereka.
Sadari dan jaga anak-anak kita serta diri kita sendiri tentang penyakit psikologi ini sangatlah berbahaya disbanding dengan penyakit fisik.
Penyebab Eksibisionis
Penyebab eksibionis belum diketahui secara pasti. Namun, penderita eksibisionis umumnya adalah pria, dan ini diduga karena kebanyakan pria merasa bangga terhadap alat kelaminnya.
Ada beberapa kondisi yang dinilai dapat meningkatkan risiko seseorang menderita eksibisionis, yaitu:
• Gangguan perilaku antisosial
• Kecanduan alkohol
• Ketertarikan seksual terhadap anak-anak (pedofilia)
• Hiperseks
• Kekerasan pada masa kanak-kanak, baik secara seksual, fisik, maupun emosional
• Gangguan kepribadian narsisistik
Selain faktor di atas, perilaku eksibionis juga diduga berkaitan dengan kondisi di bawah ini:
• Depresi
• Gangguan bipolar
• Gangguan kecemasan
• ADHD
• Penyalahgunaan NAPZA
Terakhir dalam tulisan ini kami sekedar memberikan penjelasan secara dasar, karena terbatas dari keilmua terbatas sebagai seorang pelaku pengembangan diri serta juga seorang wartawan. (@Bramhayomi)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)