Pembacaan Puisi 69 Cinta Untuk Rayni oleh Noorca M. Massardi

Surabaya-indonews.tv- Buku antologi puisi 69 Cinta untuk Rayni karya Noorca Marendra Massardi, yang pada 2023 akan berusia 69 tahun. Antologi tersebut dipengantari oleh sahabatnya, penyair Adri Darmaji Woko. Selain berpuisi, Noorca aktif dalam bidang jurnalis (di Koran Kompas), dan aktif dalam dunia teater serta film. Ia kembaran dari Yudhistira Massardi, yang juga penyair dan jurnalis, pemenanh Lomba Buku Puisi HPI 2021.
NOORCA M. MASSARDI lahir di Subang, Jawa Barat, pada 28 Februari 1954. Anak kelima dari 12 bersaudara ini adalah pewarta, penyair, penulis lakon, pengarang, penyunting, dan pernah menjadi pembawa acara televisi (RCTI, TVRI, JAKTV). Karya-karyanya mulai dimuat di media massa sejak ia berusia 16 tahun. Karya lakon sandiwaranya antara lain, Bhagawad Gita (1972), Kertanegara (1973), Perjalanan Kehilangan (1974), Kuda-Kuda (1975), Terbit Bulan Tenggelam Bulan (1976), Tinton (1976), Mencari Taman (1978), dan Growong (1982). Ia juga pernah menulis biografi 17 mantan Direktur Bank Indonesia dalam proyek Begawanship BI (2008).

Karya-karya novelnya antara lain Sekuntum Duri (1978), Mereka Berdua (1981), September (2006), d.I.a. Cinta dan Presiden (2008), Straw (2015), 180, Setelah 17 Tahun (2016), dan SIMVLACRVM. Kumpulan puisinya Mata Pelajaran – Syair Kebangkitan (1994), Hai Aku Sent To You (2017), Hai Aku (2017), Ketika 66 (2020), dan Pantai Pesisir (2021).

Sebagai jurnalis ia pernah mewawancarai Pemimpin Iran Ayatullah Khomeiny, Abolhassan Banisadr, Massoud Rajavi, Pangeran Norodom Sihanouk, Madame Simone Veil, Michel Rocard, Maurice Duverger, dan Regis Debray.

Lulusan Ecole Superieure de Journalisme (ESJ), Paris, Perancis (1981) ini pernah menjadi koresponden Tempo di Paris, Perancis (1978-1981), pewarta Harian Kompas (1982-1985), Pemred Jakarta-Jakarta (1985-1989), Redaktur Eksekutif Vista FMTV (1990-1992), Redaktur Eksekutif/Pemred Forum Keadilan (1992-2003), Pemred Majalah telset (2002-2003), Pemred Majalah Hongshui Living Harmony (2004-2006), Pemred Majalah AND (2010-2011), dan Wakil Pemimpin Umum Tabloid Prioritas (2011-2012).


Sebagai seniman ia pernah menjadi Ketua Komite Teater dan Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1990-1993), menjadi pembawa acara Cinema-Cinema di RCTI (1990-1993), pengurus organisasi Karyawan Film dan Televisi / KFT (1993), dan Pengurus Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia / GPBSI (2010-2020). Dan, sejak Jumat, 8 Mei 2020, ia dilantik menjadi Anggota Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia (2020-2024) sekaligus menjadi Ketua Subkomisi Dialog.
[20.42, 26/11/2022] Arab Rofi Jtv Sby Sam Yunior: Catatan: Amang Mawardi

Sosok ini saya kenal namanya sejak tahun 1970-an. Tulisan-tulisannya banyak dimuat di berbagai media cetak: cerpen, puisi, artikel.

Bersaudara kembar dengan Yudistira M. Massardi yang juga dikenal sebagai seniman dan wartawan.
Sebagai pengarang dan pewarta menonjol, saya ingin mengenal lebih dekat. Maka, sekitar empat tahun lalu, saya diterima sebagai teman Noorca di Facebook yang lantas diikuti jumpa muka pada awal tahun 2020 saat istrinya –Rayni M. Massardi– meluncurkan novel berjudul ‘Rainbow Cake’ yang ditulis bersama Christiyan A.S., diselenggarakan Bengkel Muda Surabaya di Gedung Merah Putih Balai Pemuda.

Tahun itu juga, Noorca M. Massardi menerbitkan buku kumpulan puisi ‘Ketika 66’ yang peluncurannya di Surabaya (akan) dis…
[20.42, 26/11/2022] Arab Rofi Jtv Sby Sam Yunior: Setelah itu Noorca menerbitkan karya haiga-nya (haiku bergambar) ‘Pantai Pesisir’ dalam 4 bahasa (Indonesia, Inggris, Jepang, Perancis).

Sebelum ‘Ketika 66’, Noorca menerbitkan puisi-puisi haiku-nya dalam 2 buku berjudul ‘Hai Aku’ dan ‘Hai Aku Sent to You’.

Tentang Noorca Marendra Massardi yang lahir di Subang, Jawa Barat, pada 28 Februari 1954, saya mencoba mengumpulkan data-datanya dari berbagai sumber:

Sambil belajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP), anak kelima dari sebelas bersaudara ini membantu ibunya berjualan pisang dan singkong goreng.

Setamat dari SMP, Noorca semakin tertarik dengan drama. Saking cintanya dengan drama, dia menghabiskan seluruh uang penghasilan yang didapatkan sebagai penjual es mambo (es ganefo) dan penjaga toko kain di Tanah Abang, hanya untuk menonton drama ‘Menunggu Godot’ sutradara Rendra.

Noorca keluar dari pekerjaannya pada tahun 1970, lantas menggelandang di Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim, tidur di mobil (-mobil) yang siangnya bodi mobil direparasi dan dicat, hingga terdampar di Gelanggang Remaja Bulungan.

Dari komunitas seniman Bulungan, karya-karya naskah drama Noorca mengalir, seperti: Bhagawad Gita, Kertanegara, Perjalanan Kehilangan, Kuda-Kuda, dan Terbit Bulan Tenggelam Bulan.

Kisah Bersambung
Sekian tahun kemudian, novelnya ‘Sekuntum Duri’ dan ‘Mereka Berdua’ dimuat bersambung di Harian Kompas. Saat itu usia Noorca 24 dan 28 tahun.

Pada tahun 1982, naskah drama ‘Growong’ hasil karyanya diperbanyak dan dimasyarakatkan ke khalayak. Tahun itu juga, Cypress menerbitkan naskah sandiwara anak-anak karya Noorca ‘Tinton’ dan ‘Mencari Taman’.

Naskah-naskah drama Noorca banyak memenangi lomba dan penghargaan. (@Red-RFPar)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)