Kasus DBD di Tangerang Meningkat, Tangsel Disebut Daerah Endemi

indonews.tv-Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan meningkat. Sejak Januari hingga akhir September 2022 ini, jumlah kasus di Kabupaten Tangerang mencapai 1.035 kasus dengan pasien meninggal dunia sebanyak tujuh orang.

“Kasus Januari sampai dengan 27 september 2022 yaitu sebanyak 1.035 kasus dan tujuh kematian. Tahun 2021, 671 kasus. (Terjadi) peningkatan kasus,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho dikonfirmasi, Rabu (28/9).

Sementara untuk usia yang paling banyak terkena DBD, adalah usia produktif antara usia 15 sampai 44 tahun. Pihaknya juga telah mempersiapkan 27 jaringan rumah sakit dan 44 Puskesmas yang ada di Kabupaten Tangerang dalam menangani kasus DBD.

Kepala Dinkes Tangsel, Alin Hendarlin Mahdaniar mengungkapkan, penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti itu adalah penyakit yang dapat dicegah serta dikendalikan.

“Kota Tangerang Selatan merupakan daerah endemis DBD,” ungkap Alin.

Terhitung sejak bulan Januari sampai dengan 25 September 2022, jumlah kasus DBD di Tangsel, sebanyak 577 kasus. Diakuinya, jumlah komulatif kasus DBD itu mengalami peningkatan bila dibanding dengan tahun 2021 lalu sebanyak 437 kasus.

“Tren kasus DBB tahun 2022 mengalami peningkatan di bulan Januari, dengan jumlah yang dilaporkan sebanyak 124 kasus, namun setelahnya kasus DBD bisa dikendalikan angka penularannya,” bebernya.

Sementara sebaran kasus DBD di Tangsel, diakui Alin, merata di semua kecamatan. Dengan angka kasus tertinggi disumbang dari Kecamatan Pamulang, dengan jumlah kasus 128 kasus DBD.

“Kemudian wilayah Kecamatan Pondok Aren, sebanyak 104 kasus, Serpong 97 kasus, Ciputat Timur 86 kasus, Serpong Utara 71 kasus, Ciputat dan Setu 31 kasus. Sedangkan bulan September 2022 ada sejumlah 47 kasus,” terang Alin.

Alin menegaskan dengan kembali meningginya kasus DBD saat ini, dia mengajak masyarakat Tangsel, untuk meningkatkan kebersihan lingkungan dan mengantisipasi atau mengendalikan DBD dengan melakukan upaya PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3 M plus.

“Dengan menguras, mengubur, mendaur ulang, menghindari gigitan nyamuk dan partisipasi masyarakat dalam Gerakan 1 rumah 1 jumantik,” jelasnya.

Menurut Alin, berdasarkan data dan analisa lima tahun terakhir kasus DBD di Tangsel, jumlah kasus DBD akan mengalami peningkatan kasus di bulan Desember, Januari, Februari, Maret seiring dengan musim hujan. (@red-rfp-indonews.tv)

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)