Anies Baswedan Poros Tengah Yang Kuat

*”ANiES POROS TENGAH YANG KUAT”*
Ganjar dan Prabowo sama² Blunder
Oleh : Sila Basuki

Tak ada sesuatu yang kebetulan. Kalau tidak karena suatu strategi yang piawai, ya pasti karena Tuhan memang sudah kehendaki “sesuatu” harus terjadi. Namun sejatinya, siapa manusia yang bisa menebak secara pasti misteri Ilahi. Kita “hanya” bisa menelisik apa yang bisa dilihat, didengar, dirasakan, dipikir dengan logika (teori ilmu) dan secara rasional (masuk akal). Singkatnya, semua sangat mungkin untuk dinalar.

Demikian pun jika kita mengamati berbagai gejala yang bisa kita saksikan dalam persaingan para balon (bakal calon) presiden menuju pemilu 2024, 14 Pebruari mendatang.

PDIP – sebagai partai penguasa – yang dari awal memang sudah melampaui PT (Presidential Treshold) 20% lebih, walau dengan agak canggung, pada akhirnya melalui Ketua Umumnya, Megawati (MG) “terpaksa” memilih Ganjar Pranowo (GP), petugas partainya, untuk dimajukan sebagai “balon” Presiden ; meski semua orang tahu, itu bukanlah kehendak pribadi MG selaku Queen Maker partai moncong putih. Padahal Puteri sulung Bung Karno (BK) ini sepertinya ingin sekali “mendongkrak” Puan Maharani (PM), agar Indonesia tetap dipimpin oleh trah BK. Namun apa boleh buat, elektabilitas PM sangat jauh di bawah GP dan balon lain ; agaknya Tim Penjaringan balon Presiden dari internal partainya memberikan rekomendasi yang realistis kepada MG, sehingga pilihan “harus” jatuh ke GP, tak boleh tidak.

Adakah pertimbangan selain soal elektabilitas sehingga MG harus memberi amanat kepada GP ? Itu sungguh bukan tidak mungkin. Tentu saja ada pertimbangan lebih strategis. Dari berbagai faktor tambahan lain seperti popularitas atau mungkin juga kapabilitasnya. Bisa diduga memilih GP – yang semula banyak ditolak oleh para petinggi partai merah itu – sama maknanya dengan “menarik” atau “menggaet” jago yang sudah dielus – elus oleh Presiden Joko Widodo (JKW). Lhooo ?!

Ya, tak perlu ditutupi, semua orang tahu kalau sebelumnya, Presiden JKW – sang petugas partainya MG nomor wahid ini – jelang akhir masa jabatannya memang sangat sibuk mengendors “jagoan²” yang dielus bakal dijadikan “penerus” dan mengamankan kekuasaannya yang segera berakhir.

Namun pada awalnya kita semua tahu, GP adalah jago paling “diendus” oleh Presiden JKW. Walau kitapun juga mahfu, Presiden JKW masih “mengobral” endors kepada Prabowo Soebianto (PS) yang diusung Partai Gerindra, Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional (PAN), Airlangga Hartarto Boss nya Partai Golkar, maupun Muhaimin Iskandar (Gus Imin) Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari semua itu, selain GP yang akhirnya “diboyong” PDIP, Presiden JKW nampaknya juga gamang antara ya dan tidak untuk mengusung PS – sudah barang tentu juga demi “mengamankan” atau agar kebijakannya selama dua periode memimpin Indonesia tidak terusik – andai PS yang menang.

GANJAR dan PRABOWO SAMA BLUNDER

Kok bisa ? Terang saja bisa. GP yang dari awal sangat dielukan oleh Presiden JKW – yang coba-coba menggalang KOALISI BESAR bersama semua partai Parlemen – namun bersamaan itu, GP sangat “dimusuhi” oleh para elite PDIP, jadinya malah blunder ; artinya GP terjebak pada pilihan sulit. Di satu sisi ia adalah kader partai merah, yang tidak mampu menolak keputusan sang ‘queen maker’, MG, karena memang sekedar “hanya” petugas partai. Pada sisi lain, GP sangat mungkin sebagai sosok yang sedang dipersiapkan oleh JKW untuk menggantikan – meneruskannya – pada periode 2024.

Pada posisi sekarang, GP maupun Presiden JKW, masing – masing sungguh “sangat tidak diuntungkan” oleh keadaan. Saya menilai, ini blunder. Ya blunder. Selain citra GP yang cenderung melorot akibat pengakuannya senang nonton film porno – dalam sebuah siaran podcast – konstituen yang diharapkan bisa diraih dari pemilih JKW pada 2014 dan 2019 juga terpecah belah oleh simpatisan pendukung PM (Puan Maharani) yang tak suka pada GP.

Sementara itu, di pihak lain, semua orang tahu, betapa MG dan PM sendiri, pada awalnya sangat berharap PDIP bisa mengusungnya menjadi kandidat Presiden pada kontestasi 14 Pebruari 2024 mendatang. Tapi apa mau dikata, ternyata dipelbagai lembaga survey, elektabilitas GP memang mengungguli PM. Tentu saja karena itu, MG akan mengawal ketat GP agar tidak “balik kucing” kepada Jokowi kembali – karena kembalinya GP kepada JKW, berarti pupus sudah Trah BK dari blantika politik Nasional.

Lebih daripada itu, bukan hanya berakibat GP yang blunder, namun PDIP juga kritis, karena suaranya bakal terbelah buyar ; sebagian kecil saja yang mungkin mendukung GP dan sebagian besar yang lain “bertebangan” ke PS atau bahkan sangat mungkin malah “hijrah” kepada ANiES BASWEDAN. Adapun bagi JKW sendiri, GP sekarang sudah lepas dari tangannya, sehingga tidak bisa diandalkan sebagai “pelindungnya” saat dia lengser nanti.

Sementara itu, Prabowo yang tempohari anjangsana ke Solo (19/5/2023) dan ditemui Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka – putera sulung Presiden JKW – juga boleh dibilang sama blunder nya. Kenapa ? Pengamatan saya, PS banyak dinilai negatif, serba “nanggung”. Kesan gagal dua kali “nyapres” tentu tak baik bagi konstituen, apalagi dengan bergabungnya PS ke kabinet Presiden JKW, sebagai Menhan ; semakin membuat antipati para pemuja dan pendukungnya dulu.

Otomatis, pertemuannya dengan Gibran, putera JKW, akan semakin menebalkan ‘stigma’ bahwa PS adalah “jagoan” bayangan JKW, pasca GP digaet PDIP. Bila analisis saya ini benar, maka sudah hampir pasti dua balon presiden – GP dan PS – ini sudah kalah telak sebelum pilpres digelar. Keduanya bakal blunder. Ini akan berakibat para oligarki, donatur dan sponsor berbalik arah, 180 derajat, mendukung Anies Baswedan pada injury time menuju 14 Pebruari 2023.

Seiring dengan itu, penangkapan Menkominfo, Johnny G. plate oleh KPK – yang mana rakyat tahu – tentu bakal membuat Surya Paloh berang seberang-berangnya, berpotensi rentan mengancam bubarnya Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Sempalan dan massa PPP, PAN juga mungkin GOLKAR – pada gilirannya – dapat diduga ikut berbalik arah, seperti kata _*Airlangga Hartarto yang ingin menggalang ‘Koalisi Besar’*_ akan berduyun berbondong mendukung, menyoblos kandidat Presiden PERUBAHAN menuju PERSATUAN untuk INDONESIA LEBIH BAIK, MERDEKA dan BERDAULAT mengangkat bhumiputera menjadi TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI. Dialah Anies Rasyid Baswedan (ABW).

Semoga Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (PERINDO), Hary Tanoesoedibjo bersama Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Willianto Tanta, pada gilirannya nanti juga ikutan mendukung Anies Baswedan untuk memenangkan Pilpres 2024.

Hary Tanoe menuturkan, ada tujuh juta lebih warga Tionghoa di Indonesia. ”Dan juga tentunya mayoritas dari mereka adalah pengusaha. Jadi, kalau kita lihat berapa besar yang ada di bawah PSMTI, langsung atau tidak langsung, tentunya jumlahnya sangat besar,”. Karena itu, tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Tionghoa – seperti halnya masyarakat Arab Indonesia – adalah bagian integral dari masyarakat Bhineka Tunggal Ika INDONESIA tercinta.

ANIES SANGAT DiUNTUNGKAN

Fragmentasi di atas tentu saja membikin rakyat ‘confuse’ (bingung) menentukan pilihan, yang pada gilirannya sangat rasional apabila mereka malah berbondong “menyeberang” kepada Anies Baswedan – yang belakangan semakin menjadi pilihan karena popularitasnya sebagai Gubernur DKI berkaliber internasional. Dengan mata telanjang pun semua aspek : integritas, kapabilitas, kredibilitas, akuntabilitas, akseptabilitas, popularitas internasional dan yang paling penting elektabilitas ANiES RASYID BASWEDAN jauuuh mengungguli kandidat yang lain. Surya Paloh meyaqinkan kepada kita semua : _*”Inshaa Allah Anies Baswedan adalah kandidat Presiden terbaik untuk Indonesia yang lebih baik lagi”*_.

Tambahan lagi Partai Nasdem yang dikomandoi oleh Surya Paloh, kemudian Partai Demokrat yang begawannya adalah SBY, mantan Presiden dua periode 2004-2014 dan Partai Keadilan Sejahtera yang di dalamnya ada Profesor Hidayat Nur Wahid serta Ahmad Syaikhu. Mereka bersatu padu membentuk KOALISI PERUBAHAN UNTUK PERSATUAN INDONESIA. Tentu Anies Baswedan bakal menerima berkah limpahan suara pendukung JKW, sekaligus pendukung GP, pendukung PM, juga pendukung PS yang semuanya kecewa dengan mantan idolanya. ANIES BASWEDAN tetap melaju sebagai POROS TENGAH YANG KUAT, sehingga mampu membelah Ganjar dan Prabowo yang berkeping – keping.

Surabaya, 20 Mei 2023
Hari Kebangkitan Nasional
SiLA BASUKi, SH. MBA


Baca juga tulisan saya berjudul :
HARAPAN RAKYAT INDONESIA

Related Posts

About The Author

kirim pesan
Tanyakan untuk bisa diliput indonews.tv
TANYAKAN DISINI JIKA TEMPAT ANDA INGIN DIPROMOSIKAN KE INDONEWS.TV (TELEVISi ONLINE MASA KINI)