Indonews.tv – Tidak seperti tahun kemarin, antara Muhammadiyah dan pemerintah setuju mengenai hari dan waktu jatuhnya Lebaran 2022, kali ini sudah bisa dipastikan akan berbeda hari, akan tetapi dari jauh-jauh hari kemarin misalnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi perbedaan jadwal salat idul fitri antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Menurut Mahfud, perbedaan itu hanya dari perhitungan jatuhnya 1 Syawal.
“Muhamadiyah dan NU itu hari rayanya sama 1 Syawal. Cuma kalau Muhammadiyah yaitu asal sudah ada (hilal) di atas ufuk berapa pun ketinggiannya sudah salat, kalau NU nunggu dulu sebentar agar bulannya terlihat,” ujar Mahfud MD saat ditemui di pusat kendali operasi ketupat 2023 di KM 27 Tol Japek, Cikampek, Jawa Barat, Selasa (18/4/2023).
Oleh karena itu, Mahfud imbau masyarakat agar tidak bertengkar terkait dengan perbedaan tersebut.
“Sama benarnya, oleh sebab itu jangan bertengkar pokoknya hari raya itu sama 1 Syawal,” ujarnya.
Dan Kemenag akan menggelar pemantauan (rukyatul) hilal penentuan Lebaran 2023 di 123 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk menentukan kapan Lebaran 2023, Kemenag akan bekerja sama dengan segenap ormas Islam dan lembaga terkait, seperti Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat serta lainnya.
Sidang isbat akan dilaksanakan tertutup di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta.
“Hasil sidang isbat akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin belum lama ini.
Tanggal Hari Raya Idulfitri 2022 Berpotensi Berbeda
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib menyebut ada kemungkinan terjadinya perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H.
Berdasarkan data hisab pada Kamis, 20 April 2023, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian 1 sampai dengan 2 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi di bawah 3 derajat.
Jika merujuk pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal belum memenuhi syarat ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Berdasarkan posisi hilal tersebut akan dimungkinkan terjadinya perbedaan dalam penetapan awal Syawal 1444 H karena pada hari itu hilal kemungkinan besar belum dapat dilihat,” kata Adib.
Hari Raya Idul Fitri 2023 Menurut Pemerintah
Pemerintah melalui Kemenag tetap akan memastikan Lebaran 2023 jatuh pada tanggal berapa dalam sidang isbat nantinya.
Kendati demikian, berdasarkan perhitungan di atas, Hari Raya Idulfitri 2023 menurut Kemenag berpotensi jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.
Pemerintah juga telah menetapkan libur dan cuti bersama Lebaran 2023, dengan rincian sebagai berikut.
Libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H: 22-23 April 2023 (menunggu pengumuman resmi Pemerintah)
Jadwal cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1444 H : 19, 20, 21, 24, dan 25 April 2023.
Hari Raya Idulfitri 2023 Menurut Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyan telah resmi menetapkan Hari Raya Idulfitri 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
Hal ini sesuai dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023 tentang Penetaan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 H.
“Kami sesuai dengan maklumat, Insya Allah 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 21 April 2023,” ujar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Sukadiono
“Perhitungan secara hisab hakiki wujudul hilal. Wujudul hilal itu artinya asal hilal sudah wujud lebih dari nol derajat, itu berarti hilal sudah wujud,” ujarnya.
Ia menambahkan, warga Muhammadiyah juga diimbau tetap menjaga dan menghormati perbedaan. Artinya, meskipun jika nantinya terdapat perbedaan hari, tetap menjunjung toleransi.
Hari Raya Idulfitri 2023 Menurut NU
Nahdlatul Ulama (NU) belum menentukan kapan Lebaran 2023 akan dilaksanakan. Mereka masih menunggu hasil sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April 2023.
Secara rukyatul hilal (metode NU), Idulfitri 1444 H diperkirakan tidak bersamaan, karena ketinggian hilal meskipun sudah di atas ufuk saat matahari terbenam, tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas) atau kemungkinan hilal terlihat yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Ketua Lembaga Falakiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menyampaikan bahwa perbedaan penetapan awal bulan, baik Ramadan ataupun Idulfitri, harusnya disikapi dengan saling memahami satu sama lain.
Wapres Ma’ruf Amin Buka Suara
Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta potensi perbedaan penetapan hari Idul Fitri 2023 disikapi dengan toleransi.
“Yang ditempuh adalah adanya sikap bisa toleransi antara dua kelompok untuk masing-masing, ya Lebaran sesuai dengan keyakinannya, dengan hitungannya. Jadi, bahasa Jawanya legowo,” ujar Wapres di Gorontalo, Jumat (14/4).
Wapres mengemukakan, penyebab perbedaan itu terletak pada metode penetapan 1 Syawal. Pemerintah, kata Wapres, menggunakan metode imkanur rukyah yang menggabungkan hisab dan rukyah.
“Kalau hisabnya di bawah dua, itu tidak imkan. Ini kesepakatan, termasuk ASEAN segitu, walaupun dia sudah di atas ufuk, tapi di bawah dua derajat. Itu metode imkanur rukyah,” ucapnya. (@red-berbagai sumber)
Mahfud MD Menanggapi Perbedaan Jadwal Salat Idul Fitri antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah
|
19/04/2023 |