Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mencatat 25.700 karyawan di industri alas kaki terkena PHK. Jumlah tersebut berasal dari 37 perusahaan alas kaki.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko memaparkan, PHK disebabkan karena anjloknya orderan. Tercatat jumlah orderan Juli-Oktober turun 45%, sedangkan produksi November-Desember turun 51%.
Eddy mengungkapkan hasil pertemuan dengan produsen seperti Nike dan Adidas. Ia menyebut produsen mengeluh sulit melakukan penjualan pada tahun ini.
“Pertemuan dengan Nike dengan Adidas, dalam 30 tahun berbisnis mereka tidak pernah mengalami kesulitan penjualan kecuali tahun ini. Stok besar tidak bisa terjual,” katanya dalam konferensi pers virtual, Rabu 16 November 2022.
“Tahun ini jumlah order turun 50%, baru pertama kali terjadi,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya memberikan beberapa opsi. Salah satunya adalah mengurangi jam kerja dari 40 jam per minggu menjadi 25 jam -30 jam per minggu. Dengan mengurangi jam kerja maka ancaman PHK bisa diredam.
Apalagi, buruh kini tidak bekerja secara penuh akibat menurunnya orderan.
“(Buruh) bekerja tidak penuh, setengah hari, hanya 70% karena order tidak terpenuhi. Kita mencari karyawan lagi sangat sulit kalau PHK, semacam rekrut karyawan baru harus kasih pelatihan dan sebagainya,” terangnya.
Eddy memaparkan, bukan tidak mungkin angka PHK di industri alas kaki bisa membesar. Pasalnya, jumlah karyawan yang sudah terkena PHK sebanyak 25.700 orang itu baru merepresentasikan 10% dari yang terancam kena PHK.
(Jhon-Red indonews)
Ancaman PHK Menghantui Pekerja Pabrik Sepatu Nike dan Adidas.
|
17/11/2022 |