Yang Perlu Kamu KEtahui Tentang Candi TIkus Di Mojokerto
Indonews.tv. – Kali ini indonews.tv akan menmengulik tentang Candi di Mojokerto, dari ratusan candi yang ada, kami tertarik untuk mencari cerita tentang Candi Tikus.
Candi Tikus dinamai demikian karena salah satu ciri khasnya adalah memiliki sebuah kolam atau reservoir berbentuk seperti tikus yang besar di dalam kompleks candi. Kolam ini memiliki bentuk yang menyerupai kepala tikus yang sedang merunduk atau menjulurkan kepala ke dalam air, dan itulah asal nama “Candi Tikus.” Nama ini lebih merupakan istilah sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Bentuk kolam tersebut sangat unik dan menarik, dan selama ekskavasi dan pemugaran, kolam ini menjadi salah satu ciri khas yang paling mencolok dari Candi Tikus. Meskipun demikian, ada banyak spekulasi dan teori mengenai makna simbolis dari bentuk kolam ini, tetapi tidak ada konsensus yang kuat di antara para ahli mengenai makna sebenarnya. Seiring berjalannya waktu, nama “Candi Tikus” tetap digunakan untuk merujuk kepada situs arkeologi ini.
- Bagaimana candi tikus ditemukan
Candi Tikus ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J. Le Poer Trench saat melakukan ekskavasi di wilayah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Penemuan Candi Tikus adalah hasil dari eksplorasi arkeologis yang lebih luas yang dilakukan di daerah ini untuk mengungkap sejarah dan peninggalan kerajaan Majapahit.
Berikut adalah gambaran umum tentang bagaimana Candi Tikus ditemukan:
1. Penelitian Awal: Pada awal abad ke-20, para peneliti, terutama arkeolog Belanda, tertarik untuk mengungkap peninggalan dari kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa lampau. Wilayah Trowulan di Mojokerto, Jawa Timur, diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit.
2. Ekskavasi dan Penemuan: J. Le Poer Trench memulai ekskavasi di wilayah Trowulan. Pada tahun 1914, selama ekskavasi tersebut, ia menemukan situs Candi Tikus yang terletak sekitar 500 meter ke utara dari candi besar lainnya, Candi Bajang Ratu.
3. Deskripsi Awal: Saat penemuan pertama kali dilaporkan, situs Candi Tikus dalam kondisi yang kurang terawat, dan beberapa bagian terkubur di bawah tanah dan tanaman. J. Le Poer Trench melaporkan penemuan ini, dan ini menjadi fokus penelitian lebih lanjut.
4. Penelitian Lanjutan: Setelah penemuan awal, banyak peneliti dan ahli arkeologi yang tertarik untuk mengungkap lebih lanjut tentang sejarah dan fungsi Candi Tikus. Ini melibatkan ekskavasi lebih lanjut, pemugaran, dan penelitian tentang situs tersebut.
5. Restorasi dan Pemugaran: Selama beberapa dekade berikutnya, Candi Tikus mengalami berbagai upaya pemugaran dan perawatan untuk mengembalikan penampilannya dan memungkinkan akses bagi pengunjung. Banyak elemen arsitektural yang ditemukan kembali dan ditempatkan kembali sesuai dengan tata letak aslinya selama pemugaran.
Penemuan Candi Tikus merupakan salah satu penemuan arkeologi yang penting untuk memahami sejarah dan budaya kerajaan Majapahit di Indonesia. Situs ini menjadi saksi bisu dari masa lalu yang kaya dan masih menjadi objek penelitian dan studi hingga hari ini.
- Dahulu kala untuk apakah candi tikus itu ?
Fungsi pasti dari Candi Tikus masih menjadi subjek penelitian dan spekulasi. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tujuan asli candi ini, tetapi tidak ada konsensus yang kuat di antara para ahli arkeologi. Beberapa teori yang diajukan termasuk :
1. Tempat Pemandian atau Mandi Kerajaan: Salah satu teori yang populer adalah bahwa Candi Tikus digunakan sebagai tempat mandi atau pemandian untuk anggota kerajaan Majapahit. Air di kolam tersebut mungkin memiliki makna simbolis atau ritus dalam konteks kegiatan keagamaan atau upacara kerajaan.
2. Tempat Upacara atau Ritual Keagamaan: Beberapa ahli menduga bahwa Candi Tikus mungkin digunakan untuk upacara atau ritual keagamaan tertentu. Ini mungkin termasuk ritual yang berkaitan dengan air, kesuburan, atau kultus agama tertentu.
3. Fungsi Air dan Irigasi: Ada juga teori yang mengaitkan Candi Tikus dengan fungsi irigasi. Beberapa menganggap bahwa kolam di sekitar candi dapat berperan dalam sistem irigasi atau penyediaan air bagi pertanian, meskipun ini masih dalam perdebatan.
4. Simbolisme atau Astronomi: Beberapa teori berpendapat bahwa Candi Tikus mungkin memiliki aspek simbolis atau astronomis dalam konstruksinya, mungkin terkait dengan kalender atau perhitungan waktu.
Ketidakpastian mengenai fungsi Candi Tikus sebagian besar disebabkan oleh kurangnya catatan tertulis yang menjelaskan secara detail mengenai penggunaan dan tujuannya. Oleh karena itu, para arkeolog dan sejarawan terus melakukan penelitian untuk mencoba memahami lebih baik sejarah dan tujuan asli candi ini. Meskipun demikian, Candi Tikus tetap menjadi salah satu situs arkeologi yang menarik dan penting untuk memahami sejarah dan budaya kerajaan Majapahit di Indonesia.
- Sejarah tentang candi tikus
Candi Tikus adalah salah satu situs arkeologi yang menarik di Indonesia. Ini adalah candi bawah tanah yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Candi Tikus memiliki sejarah yang menarik yang berkaitan dengan kerajaan Majapahit. Berikut adalah sejarah Candi Tikus:
Kerajaan Majapahit: Candi Tikus adalah bagian dari situs arkeologi yang terkait dengan Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. Kerajaan Majapahit berdiri dari sekitar abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi dan berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Mojokerto, Jawa Timur.
Fungsi Candi Tikus: Candi Tikus diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi. Awalnya, fungsi pasti dari Candi Tikus masih menjadi subjek penelitian, tetapi beberapa teori beredar tentang tujuannya. Ada yang menganggapnya sebagai tempat mandi atau pemandian untuk anggota kerajaan Majapahit, sementara yang lain menyatakan bahwa ini mungkin merupakan tempat ritual atau upacara.
- Struktur Candi Tikus :
Candi Tikus adalah candi bawah tanah yang unik dalam arsitekturnya. Terowongan yang mengelilingi kolam yang ada di dalam candi ini memiliki susunan batu bata yang mengesankan. Kolam tersebut mengelilingi sebuah bangunan yang memiliki arsitektur candi yang khas, dengan serambi, ruang utama, dan candi utama.
Penemuan dan Restorasi: Candi Tikus ditemukan pada tahun 1914 dan mengalami serangkaian penelitian serta upaya restorasi. Selama pemugaran, banyak elemen arsitektural yang ditemukan kembali dan ditempatkan kembali sesuai dengan tata letak aslinya. Hal ini telah membantu dalam memahami sejarah dan fungsi candi ini.
Makna Sejarah Candi Tikus: Candi Tikus, seperti banyak situs arkeologi lainnya di wilayah Majapahit, memberikan wawasan tentang budaya, agama, dan kehidupan sosial pada masa lalu. Meskipun fungsi pasti candi ini masih diperdebatkan, eksistensinya mencerminkan kompleksitas masyarakat Majapahit dan kemampuan arsitektural mereka.
Candi Tikus adalah salah satu situs sejarah yang menarik di Jawa Timur, dan ia terus menjadi objek penelitian dan studi untuk memahami lebih dalam sejarah dan budaya kerajaan Majapahit.
- Dahulu kala untuk apakah candi tikus itu ?
Fungsi pasti dari Candi Tikus masih menjadi subjek penelitian dan spekulasi. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tujuan asli candi ini, tetapi tidak ada konsensus yang kuat di antara para ahli arkeologi. Beberapa teori yang diajukan termasuk :
1. Tempat Pemandian atau Mandi Kerajaan: Salah satu teori yang populer adalah bahwa Candi Tikus digunakan sebagai tempat mandi atau pemandian untuk anggota kerajaan Majapahit. Air di kolam tersebut mungkin memiliki makna simbolis atau ritus dalam konteks kegiatan keagamaan atau upacara kerajaan.
2. Tempat Upacara atau Ritual Keagamaan: Beberapa ahli menduga bahwa Candi Tikus mungkin digunakan untuk upacara atau ritual keagamaan tertentu. Ini mungkin termasuk ritual yang berkaitan dengan air, kesuburan, atau kultus agama tertentu.
3. Fungsi Air dan Irigasi: Ada juga teori yang mengaitkan Candi Tikus dengan fungsi irigasi. Beberapa menganggap bahwa kolam di sekitar candi dapat berperan dalam sistem irigasi atau penyediaan air bagi pertanian, meskipun ini masih dalam perdebatan.
4. Simbolisme atau Astronomi: Beberapa teori berpendapat bahwa Candi Tikus mungkin memiliki aspek simbolis atau astronomis dalam konstruksinya, mungkin terkait dengan kalender atau perhitungan waktu.
Ketidakpastian mengenai fungsi Candi Tikus sebagian besar disebabkan oleh kurangnya catatan tertulis yang menjelaskan secara detail mengenai penggunaan dan tujuannya. Oleh karena itu, para arkeolog dan sejarawan terus melakukan penelitian untuk mencoba memahami lebih baik sejarah dan tujuan asli candi ini. Meskipun demikian, Candi Tikus tetap menjadi salah satu situs arkeologi yang menarik dan penting untuk memahami sejarah dan budaya kerajaan Majapahit di Indonesia.
kenapa dinamai candi tikus
Candi Tikus dinamai demikian karena salah satu ciri khasnya adalah memiliki sebuah kolam atau reservoir berbentuk seperti tikus yang besar di dalam kompleks candi. Kolam ini memiliki bentuk yang menyerupai kepala tikus yang sedang merunduk atau menjulurkan kepala ke dalam air, dan itulah asal nama “Candi Tikus.” Nama ini lebih merupakan istilah sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat setempat.
Bentuk kolam tersebut sangat unik dan menarik, dan selama ekskavasi dan pemugaran, kolam ini menjadi salah satu ciri khas yang paling mencolok dari Candi Tikus. Meskipun demikian, ada banyak spekulasi dan teori mengenai makna simbolis dari bentuk kolam ini, tetapi tidak ada konsensus yang kuat di antara para ahli mengenai makna sebenarnya. Seiring berjalannya waktu, nama “Candi Tikus” tetap digunakan untuk merujuk kepada situs arkeologi ini. (@Red)