INDONEWS.TV – Masyarakat sedang melewati pendidikan POLITIK, Jika mengatakan sehat dan tidak itu tergantung anda masing-masing. Karena masyarakat tahu arti dari POLITIK itu sendiri ! Arti politik dalam tulisan ini kita batasi untuk masyarakat saja. Diambil dari Wikipedia “Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang artinya negara. Dalam arti luas, politik adalah suatu aktivitas yang dibuat, dipelihara, dan di gunakan untuk masyarakat untuk menegakkan peraturan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Jika dalam perkembangannya Politik itu bergeser arti menjadi ilmu cara menguasai itu mungkin karena situasi dan kondisi mungkin ya ? (red)
Adanya media sosial yang terlalu lebar terbukanya (BEBAS) maka munculah istialh “Sindrom kuasa” atau “power syndrome”. Kalo dulu sebelum bebasnya era informasi hanya dimiliki orang-orang bertipe penguasa saja, maka sekarang ini ternyata sindrom ini merambah kesemua lini masyarakat.
“Sindrom kuasa” atau “power syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang berlebihan dan merendahkan orang lain yang seringkali muncul pada seseorang yang memiliki kekuasaan atau wewenang dalam suatu situasi.
Orang yang mengalami sindrom kuasa seringkali mengeksploitasi kekuasaan mereka, merasa lebih penting daripada orang lain, dan cenderung berperilaku otoriter. Ini dapat mencakup berbagai perilaku yang merugikan, termasuk penyalahgunaan kekuasaan, intimidasi, dan penggunaan kekuasaan untuk tujuan pribadi.
Sindrom kuasa sering kali merugikan hubungan sosial dan kerja, dan bisa merusak iklim organisasi atau komunitas. Penting bagi mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk menggunakan kekuasaan tersebut dengan bijak, empati, dan tanggung jawab, tanpa merendahkan orang lain.
Virus tentang kuasa menguasai ini semakin merebak dan tinggi inkubasinya dengan kebebasan kelompok-mendirikan berbagai Lembaga kemasyarakatan dengan dalil kemasyarakatan akan tetapi kenyataannya bisa digunakan untuk melegalkan sindrom kuasa tersebut dan hal ini subur ditumpangi berbagai kepentingan pribadi yang menyebut dirinya bisa memperjuangkan nasib rakyat lewat lembaga resmi negara misalnya. (Red)
