Surabaya – indonews.tv- Wali Kotanya masih muda dan bersemangat untuk menata kota, itulah Cacake arek Suroboyo, “Eri Cahyadi”
Eri Cahyadi meradang, mengerang seperti banteng ketaton (Banteng terluka) karena dengan kisruhnya para gerombolan gangster yang telah membuat resah penduduk kota Surabaya.
Dan menurut Eri, para gerombolan itu adalah orang-orang luar kota Surabaya, Kenapa ? karena penduduk Surabaya mempunyai budaya “arek”. Yang disebut arek-arek Suroboyo itu punya jiwa kerukunan, guyup, saling tolong, itulah gambaran budaya arek.
Budaya arek juga berani karena benar, itu pula yang menginspirasi Bung Tomo sebagai pembakar semangat nya arek-arek Suroboyo untuk melawan Belanda hanya dengan bermodalkan bambu runcing, serta bisa membunuh Jenderal Malaby di Surabaya.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, tidak ada toleransi bagi siapapun yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga. Eri mengajak seluruh elemen untuk bergerak bersama memberantas aksi tawuran dan gangster di Kota Pahlawan.
Hal itu disampaikan Eri ketika menggelar apel bersama persiapan operasi gabungan TNI/Polri dan ormas di halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu malam, 3 Desember 2022. Selanjutnya Eri bersama polisi, tentara dan ormas bergerak ke titik – titik rawan tawuran.
Ditangkap untuk dibina, gambaran kasih sayang
Mereka ditangkap dan dibina. “Saya sebelumnya menyampaikan kepada Pak Kapolrestabes, ketika ketua gengnya sudah ditangkap, maka akan mudah mendapatkan data anak buahnya. Nanti akan kami datangi semua rumahnya, bukan untuk diapa-apakan lo ya, tapi kita ikutkan sekolah kebangsaan, kita bentuk karakternya” kata Eri dalam siaran persnya, Ahad, 4 Desember 2022.
Menurut Eri, ketika para remaja yang terlibat aksi tawuran atau gangster itu diikutkan sekolah kebangsaan, maka karakternya akan terbentuk. Sehingga secara tidak langsung bisa memberikan kontribusi positif untuk Kota Surabaya maupun negara.
Hal itu juga dilakukan Bram Hayomi sebagai seorang Motivator yang memberikan andil pada khususnya pemerintahan kota Surabaya untuk memberikan materi wawasan kebangsaan bagi anak-anak remaja, biasanya akan diundang oleh Bakesbangpol kota Surabaya atau melalui Dinas Pemuda dan Oleh Raga, yang melakukan hal yang sama untuk memberikan pembekalan kepada generasi muda di Surabaya.
“saya sudah mengajar materi wawasan kebangsaan ini sudah sekitar 15 tahun, Biasanya memang di Kantor-kantor pemerintahan yang mengkoordinir anak-anak muda untuk diberikan materi wawasan Kebangsaan, itu bisa melalui Baesbangpolinmas, Dispora atau juga Dinas sosial “ Kata Bram, Panggilan Nama Asli Hayomi Gunawan ini.
Dengan peristiwa adanya gangster di Surabaya ini Bram Hayomi melanjutkan “Semenjak Pandemi, pengajaran tentang wawasan kebangsaan di Dinas-Dinas ditiadakan, karena itu saya pernah pesan dan mewanti-wanti kepada Dinas-dinas tersebut untuk segera mengadakan Kembali program yang dulu rutin diadakan itu, saya kawatir akan terjadi DEGRADASI MENTAL pada anak-anak pasca pendemi ini” Ujar Bram Hayomi melengkapi
Eri memastikan beberapa remaja yang ikut dalam aksi gangster bukan 100 persen warga Surabaya. Oleh karena itu, ia juga berkoordinasi kepada kepala daerah se-Surabaya Raya untuk bersama menumpas habis tindakan-tindakan yang meresahkan masyarakat. “Kita sudah lakukan koordinasi kepada Bupati Sidoarjo dan Bupati Gresik, juga melakukan langkah yang sama. Jangan sampai nanti di Kota Surabaya sudah tuntas, malah terjadi di kota lainnya,” ujar dia.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya Eddy Christijanto menambahkan, kegiatan operasi gabungan terus digelar bersama TNI/Polri, LPMK, Ormas dan warga di 31 kecamatan. Menurut dia dalam menciptakan suasana aman dan nyaman itu bukan hanya tugas TNI/Polri saja, melainkan juga tugas seluruh lapisan masyarakat.
“Pak Wali menekankan, agar warga ikut turun mengamankan kota ini, karena campur tangan masyarakat itu sangat diperlukan dalam hal seperti ini. Kami juga sudah membuat surat kepada seluruh camat untuk melakukan pengawasan dan pengamanan mandiri di wilayahnya masing – masing,” ujar Eddy (@red-dari beberapa sumber)