Indonews.tv – Jelas banyak manuver dari beberapa sisi politik. Yang dari Partai A pindah ke Partai B, karena di Partai B mungkin lebih menjanjian dan orang-orang partai saling membuat statemen yang kadang itu bisa menjadikan para pendukungnnya bisa terpecah ke partai pilihan si Pemimpinnya, atau pendukung jadi berseteru yang sebenarnya tidak paham apa yang diseterukan karena apa kata Pimpinannya berseteru ya mereka ikut berseteru.
Kali ini muncuat dan sedang menjadi cerita akhir minggu ke 4 di bulan Agustus ini, yang merupakan minggu terbanyak ditahun ini yang mencapai 5 minggu dalam satu bulannnya ialah Budiman Sujatmiko, yang dulunya adalah tokoh muda partai Reformasi ini yang cukup lantang pada saatnya, karena lambat laun aungannya semakin melemah Ketika sudah bisa digandeng Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP.
Dipecat PDPI gegara dukung Prabowo
Resmi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memecat Budiman Sudjatmiko sebagai kader, peristiwa ini buntut dukungannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Surat pemecatan Budiman ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis (24/8).
Dicuplik dari CNN “Benar (sudah dipecat PDIP). Saya meneruskan apa yang sudah saya lakukan saja. Belum berpikir gabung ke manapun,” kata Budiman melalui pesan singkat Kamis (24/8).
Tentunya sosok Budiman sudah sangat dikenal bagi para pembaca atau pemirsa yang pada saat peristwa orde baru sudah memahami dunia politik saat itu, karena yang muda-muda perlu kita edukasi disaat ini jika mereka masih merupakan usia muda Ketika peristiwa itu berlangsung.
Dalam sebuah wawancara via streaming tayangan televisi swasta, Budiman mengatakan bahwa dia sejak kecil mengidolakan partai Demokrasi Indonesia (saat itu) dan setelah dewasa bergabung bersama partai berlambang Banteng itu sejak 2004 silam. Namun pria kelahiran 1970 ini sudah memiliki sepak terjang dalam kancah perpolitikan jauh sebelum itu.
lanjut nya “saat ini pemimpin Indonesia haruslah bisa meneruskan apa yang sudah digagas dan dibangun oleh Presiden sekarang ini, kalo episode kemarin pemimpin turun kelapangan karena berusaha mendekatkan diri dengan rakyat, dan pada saat itu sangat tepat jika dibutuhkan strategi “Pemimpin Harus Populer” akan tetapi sekarang dibutuhkan sosok pemimpin yang bisa membawa rakyat lebih memandang kemajuan serta seorang pemimpin yang mempunyai visi misi kedepan tentang kemajuan rakyat Indonesia dibawa ke Negara Maju menuju 2045 sebagai tahun emasnya Indonesia”ujar Budiman
layaknya sebuah sandiwara dalam sebuah pagelaran, sutradara yang pintar akan membaca pasar penonton, kadang rela merugikan salah satu agar penontonnya merasa senang dan terus ingin menyaksikan lakon yang seterusnya.
Sedikit kalua digambarkan mungkin bisa jadi seperti itu dalam dunia perpolitikan khsusunya di Indonesia.
Sekarang ini rakyat harus pendai akan tetapi jangan sok pintar, harus cerdik akan tetapi jangan culas, karena dunia sekarang sudah hampir pada titik tertingginya, missal dunia maya dengan dunia tipu-tipunya, lambat laun akan dilawan dengan kebenaran (pertemuan langsung atau bukti nyata yang dipakai sandaran), demikian dengan dunia politik yang saat ini sangatlah unstable, dikarenakan semua statmen bisa dimentahkan hanya dengan bangunan Kepopularan yang saat ini bisa dikatakan menjadikan kekuatan yang besar. (@red)
Resmi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memecat Budiman Sudjatmiko, Masyarakat Harus Terus Mau Berdewasa Untuk Paham Politik Demokrasi
|
25/08/2023 |