Deketahui bahwa Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya kali ini protes tegas tentang kekerasan dan intimidasi terhadap lima jurnalis Surabaya saat meliput penyegelan Diskotek Ibiza.
Yang diketahui ialaha Bernama Firman Rachmanudin jurnalis inews.id, M. Rofik jurnalis lensaindonesia.com, Anggadia Muhammad jurnalis beritajatim.com, Ali Masduki fotografer inews.com dan Didik Suhartono fotografer LKBN Antara.
Hal tersebut jelas mencederai kemerdekaan pers, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Pers nomor 4 tahun 1999.
Disampaikan Eben, AJI menganggap kekerasan tersebut mencederai prinsip pers dan meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kekerasan tersebut.
“itu jelas mencederai prinsip-prinsip kemerdekaan pers, seperti yang tertuang dalam UU Pers nomor 40 tahun 1999. AJI Surabaya mengecam intimidasi dan kekerasan terhadap 5 jurnalis tersebut, dan mendesak polisi mengusut tuntas,” tuturnya saat dikonfirmask, Sabtu (21/01/2023).
Eben menegaskan, tindakan premanisme tersebut berdampak kompleks, selain mencederai UU Pers nomor 40 tahun 1999.
“Tentunya juga mencederai hak publik akan informasi, sebab jurnalis bekerja untuk memenuhi hak publik untuk tahu (public right to know),” tandasnya.
Sebagaimana diberitakan beberapa media, Lima jurnalis Surabaya jadi korban pengeroyokan oleh belasan anggota Ormas yang diduga dari Pemuda Pancasila, saat itu mereka sedang melakukan tugas liputan penyegelan Diskotek Ibiza di Jl Simpang Dukuh 38-40, Surabaya, pada Jumat (20/1/2023) pada siang hari.
Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya, Suryanto, mengatakan bahwa “Tindakan menghalang-halangi kinerja jurnalistik serta Intimidasi terhadap jurnalis yang tengah bertugas adalah ancaman nyata bagi kebebasan pers dan demokrasi yang tengah tumbuh di tanah air”.
“Kami Mengutuk dan mengecam keras intimidasi dan kekerasan fisik terhadap jurnalis saat peliputan penyegelan club Ibiza, dan mendesak aparat kepolisian segera mengambil langkah tegas, mengusut, serta menangkap pelaku intimidasi terhadap jurnalis,” katanya saat dikonfirmasi.
Perlu menjadi perhatian mungkin bagi semua, bahwa kondisi saat ini memang perbedaan antara Junalis resmi dan abal-abal atau sekedar ngeflog asal dan asal punya Hand Phone mereka sudah bisa memberitakan yang NEKO-NEKO, sedangkan ytang resmi menjadi blunder karena dilapangan disamaratakan dengan mereka si Abal Abal (@red)
Ketua AJI Surabaya kecewa Masih Saja Ada Intimidasi Wartawan itu Ciderai Keremerdekaan Pers
|
21/01/2023 |