indonews.tv-Banyak ‘rumor’ yang menyelimuti angka ke-13. Mulai dari nuansa mistis, anomali hingga yang paling populer adalah anggapan sebagai angka yang membawa sial. Lantas, berawal dari mana anggapan angka 13 itu sial?
Coba anda perhatikan disetiap Hotel, Mall, Perkantoran atau gedung-gedung yang memiliki beberapa tingkat diatas 15 lantai,maka mereka akan meniadakan lantai 13, berbagai macam caranya untuk menggantinya, bisa dengan 12 B, atau langsung ke lantai 14 A dan 14 B, ini sampai sekarang masih terjadi.
Dalam sebuah laporan, para peneliti ternyata pernah memperkirakan bahwa sebanyak 10 persen penduduk Amerika Serikat memiliki ketakutan terhadap angka 13. Situs History, melaporkan bahwa setiap tahunnya, ketakutan itu datang pada hari Jumat tanggal 13, yang dikenal sebagai paraskevidekatriaphobia.
Kepercayaan ini mengakibatkan kerugian finansial lebih dari $800 juta setiap tahunnya. Mereka menghindari menikah, bepergian atau dalam kasus yang paling parah, bekerja pada Jumat ke-13.
Awal Mula Angka 13 Dianggap Sial
Awal mula ketakutan akan angka ganjil itu bermula dari dokumen hukum tertua di dunia, Kode Hammurabi, yang dilaporkan menghilangkan undang-undang ke-13 dari daftar peraturan hukumnya.
Pada kenyataannya, kelalaian tersebut merupakan kesalahan administrasi yang dilakukan oleh salah satu penerjemah paling awal dari dokumen tersebut yang gagal memasukkan sebaris teks.
Para peneliti menarik lagi garis ketakutan terhadap angka 13. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan mitologi Nordik dan agama Kristen.
Peneliti meyakini jika angka 12 sering kali mewakili “kelengkapan”, seperti jumlah bulan dalam setahun, dewa-dewa di Olympus, tanda-tanda zodiak dan rasul Yesus. Berbeda dengan angka 13, yang dianggap kontras dengan rasa kebaikan dan kesempurnaan ini.
Di sisi lain, angka 13 bisa jadi dikaitkan dengan beberapa tamu makan malam yang terkenal tetapi tidak diinginkan. Dalam mitologi Nordik, dewa Loki berada di urutan ke-13 yang tiba di sebuah pesta di Valhalla, kemudian ia menipu peserta lain untuk membunuh dewa Baldur.
Dalam agama Kristen, terdapat Yudas, sebagai tamu ke-13 dalam Perjamuan Terakhir. Ia kemudian mengkhianati Yesus.
Penjelasan Sosial dan Psikologis
Para peneliti percaya jika angka 13 berkaitan dengan perasaan asing, atau “rasa anomali”, seperti yang disebut dalam literatur psikologi.
Dalam kehidupan sehari-hari, angka 13 lebih jarang dimunculkan dibandingkan angka 12. Tidak ada bulan ke-13, penggaris 13 inci, atau jam 13.
Rasa asing dengan sendirinya tidak akan menyebabkan fobia, tetapi penelitian psikologis menunjukkan bahwa manusia menyukai hal-hal yang familiar dan tidak menyukai hal-hal yang tidak familiar. Hal ini kemudian memudahkan banyak orang untuk mengasosiasikan 13 dengan atribut negatif.
13 Hanya Sial di Dunia Barat.
Secara umum, ketakutan seputar angka 13 hanya ada di dunia barat. Beberapa budaya timur, termasuk Mesir Kuno, menganggap angka tersebut sebagai keberuntungan.
Sementara di Amerika, menurut Stress Management Center dan Phobia Institute di Asheville, North Carolina, lebih dari 80 persen gedung bertingkat di Amerika Serikat tidak memiliki lantai 13, dan sebagian besar hotel, rumah sakit, dan bandara menghindari penggunaan nomor tersebut untuk kamar dan gerbang juga.
Di Jepang, angka 9 adalah angka yang dianggap sial, karena terdengar mirip dengan kata dalam bahasa Jepang yang berarti “penderitaan”. Kemudian di Cina adalah angka 4 yang memiliki bunyi sama dengan “kematian”.
Jadi bisa dikatakan, 13 kerap dianggap sebagai angka sial karena kepercayaan tertentu yang melatarbelakanginya. Artinya, beda kepercayaan beda juga angka sialnya, seperti yang ada di berbagai negara seperti Jepang dan Cina.(Red)
INDONEWS TV memang OK
Bpk Hayomi Gunawan SH MH CHt is The Greatest Of All the Time
Bravo !!!!