Bapak Anak Satu Geng Jadi Maling Fasilitas Umum di Surabaya, NGerrrii Luuurrr

Indonews.tv. Sobat, berita ini sepertinya tidak akan lekang oleh waktu dalam kurun lumayan lama, karena berita ini sangat menarik. Kali ini membicarakan tentang pencurian, yang biasanya adalah pencuri masuk rumah lalu mencuri peralatan elektronik, barang berharga dan lain-lain yang intinya ada di lokasi Gedung tertutup.
Akan tetapi pencurian ini sangat berbeda, yang dicuri adalah lampu hiasan kota di Surabaya.
Miris dan cukup memalukan memang iya sih jika dirasa demikian, bayangkan saja kalo kita liat di video-video youtube di luar negeri, disebuah taman yang asri dan indah terpasang lampu-lampu hias yang bagus dan ikonik, banyak orang menikmati pemandangan indah dari lokasi alam serta dibantu dengan koleksi-koleksi lampu yang dipasang oleh pemerintah setempat agar semakin indah dan yang penting barang itu aman….tidak seperti di Surabaya malah dicolong…wadidaww.

Tentu saja Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, “naik pitam” mendengar siapa dalang di balik pencurian lampu-lampu hias antik di kawasan Kota Lama Surabaya yang sedang viral.Beliau merespons dengan sangat tegas, meminta kepolisian tidak memberi ampun kepada para pelaku, yang ironisnya adalah satu keluarga.
“Siapa pun yang merusak fasilitas umum yang dibangun menggunakan uang negara, harus dicari, ditemukan, dan diberikan pelajaran. Tidak boleh dilepaskan begitu saja!” tegas Wali Kota Eri saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (12/11/2025).Kasus yang sempat viral di media sosial ini akhirnya terungkap setelah Polrestabes Surabaya menciduk dua pelaku, yaitu MT (46) dan MHR (23).
Yang membuat kasus ini “unik” sekaligus miris, mereka adalah pasangan bapak dan anak yang kompak dalam kejahatan.Keduanya merupakan warga kawasan Panggung, Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, membeberkan kronologi “bisnis keluarga” yang memalukan ini.Awalnya, aksi pencurian ini diotaki oleh si anak, MHR (23).
Ia terekam CCTV beraksi sendirian, mengenakan kaos putih dan mengendarai motor PCX (motor yang cukup mentereng untuk mencuri lampu).
Merasa “target pasarnya” menjanjikan dan butuh “tenaga bantuan” untuk operasi yang lebih besar, MHR kemudian merekrut anggota keluarga.
“Aksi selanjutnya, pelaku MHR mengajak ayahnya (MT) agar mendapatkan hasil yang lebih banyak,” ucap AKBP Edy.
Kekompakan ayah dan anak ini sukses menggondol puluhan lampu hias antik.
Lampu-lampu hasil curian itu kemudian mereka jual “eceran” dengan harga Rp 130.000 per buah.Eri Cahyadi kembali menegaskan kemarahannya, mengingatkan bahwa kerugian ini bukanlah sekedar kerugian materiil Pemkot, melainkan kerugian seluruh warga Surabaya.
“Ini adalah uang negara yang harus kita jaga. Kita membangun Surabaya dengan dana dari rakyat. Karena itu, ketika ada yang merusak atau mencuri, mereka sama saja merampas hak warga,” tambahnya.
Wali Kota Surabaya dua periode ini juga mengapresiasi peran warga yang ikut peduli dan memviralkan aksi pencurian tersebut.
Untuk mencegah “bisnis keluarga” lain muncul, Pemkot kini memperkuat pengawasan.
“Seluruh kawasan Kota Lama telah terpasang kamera pengawas (CCTV). Personil dari Satpol-PP juga rutin melakukan pengawasan keliling,” ujarnya.
Meski begitu, Eri “curhat” bahwa pertempuran melawan pencuri aset kota belum berakhir.
Lampu hias hanyalah salah satu target.
“Mari kita terus menjaga kota ini karena masih ada kasus seperti hilangnya kabel lampu di dalam gorong-gorong,” tandasnya.
Mengindikasikan bahwa para pencuri di Surabaya semakin kreatif dan “nekat”. (@berbagaisumber)

Related Posts

About The Author

Add Comment

Momen penting ANDA perlu diliput televisi ? hub kami "indonews.tv" Logo WA dibawah

X