Surabaya –indonews.tv – Mental kotor dan tidak bermoral masih saja ada yang menghinggapi oknum anak muda sekarang, terutama anak-anak muda yang tidak mempunyai jiwa empati yang baik kepada sesama dan ini perlu diberikan tindakan tegas di zaman sekarang ini, jangan sampai di usia muda mereka sudah terpapar mental BURUK dan apa yang disaksikan tiap harinya baik itu di media sosial atau berita yang ada.
Terjadi lagi dan lagi tentang kekerasan yang terjadi terhadap adek tingkat terhadap kakak tingkat. Seorang siswa kelas XI SMA swasta di Siwalankerto Surabaya dikeroyok tujuh seniornya hingga mengalami gegar otak, padahal berita seperti ini sudah sering kita dengar dan akibatnya penganianya akan masuk bui karena itu.
Al ihwal kejadian pengeroyokan tersebut diduga saling ejek antara korban inisial ALF dengan teman sekelasnya berinisial NV. Ibunda ALF Yulianah Hutabarat, menyesalkan kejadian ini bisa menimpa anaknya, dia menuturkan ALF itu awalnya bercanda dengan teman sekelasnya berinisial NV di dalam ruang kelas.
Dijelaskan kembali oleh Yulianah Hutabarat yang ternyata juga istri dari Almarhum Zam Zami Putra Langit yang dulu seorang wartawan senior Surabaya “Dari bercanda itu akhirnya NV tidak terima dan melaporkan ke kakak kelasnya karena bercandaan ini melibatkan simbol perguruan silat yang berbeda,” jelasnya, dan lagi-lagi tentang perbedaan perguruan, bukannya malah bisa menjaga emosi dengan mengedepankan prestasi, malah ini dipakai untuk sombong-sombongan dan membuli orang yang lemah.
Tepatnya Kamis (5/9) sore, ALF dijemput NV dan satu teman sekelasnya yaitu ADT di rumahnya, karena merupakan teman kelas ALF pun tidak menaruh curiga apapun.
“Ketika itu paginya anak saya tidak masuk sekolah karena sakit. Sorenya diajak untuk mengantarkan NV COD knalpot,” ujarnya, tidak disangka sangka ketika ikut ALF malah diajak ke tempat temannya berinisial AP di Jalan Siwalankerto yang sudah siap sejumlah anak lain (ini jelas terindikasi direncanakan).
Disana ALF dipaksa oleh seorang senior berinisial ABI dan meminta klarifikasi dari ALF mengirim gambar tersebut kepada NV. ALF, yang jika ditilik mungkin perkara bercandaan itu tidak sebegitu seriusnya, tapi berkembangannya pembicaraan menjadi besar karena ada yang ngompori, Anak saya meminta maaf sambil menangis. Mereka lalu mulai memukuli anak saya hingga babak belur,” tutur Yulianah.
Masih belum puas sampai di situ, ALF lantas dibawa ke kampus kawasan Waru, Sidoarjo oleh tiga orang yaitu berinisial ABI, PS dan RCH.
“Anak saya dipaksa tandatangan di atas materai surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Dia sambil dipukuli lagi,” kata Ibunda ALY, Yulianah Hutabarat.
Sebagai ibu Yulianah sangat syok dan terkejut ketika anaknya pulang dalam keadaan babak belur. ALF lantas melapor ke Polsek Wonocolo dan divisum . “ Bibirnya lebam, mata bengkak dan memerah, pelipis robek, hidung berdarah dan luka bengkak pada otak. Hasil CT scan menyatakan anak saya gegar otak ringan,” ungkapnya.
Lagi-lagi komentar kita pasti “ semoga peristiwa ini tidak terjadi lagi dan agar bisa menjadi pembelajaran bagi para pelakunya. Padahal secara tegas seberanya jika sudah ada bukti jelas minimal 2 alat bukti maka pihak berwajib langsung bertindak tegas serta terukur, karena tindakan seperti ini bisa mengakibatkan nyawa melayang dan menimbulkan kerugian kerugian besar bagi para korban. (@Red dan berbagai sumber)