indonews.tv- Kali ini redaksi ingin membahas perihal tingkat perilaku di masyarakat yang dirasa sudah sangat rentan dan sudah berada pada titik puncak. Dengan banyaknya muncul pemberitaan tentang kasus kriminal yang tidak hanya dilakukan oleh orang sipil (yang biasanya terjadi) akan tetapi juga aparat penegak hukumnya sendiri telah banyak melakukan pelanggaran yang dilakukan secara terang-terangan dan terasa tanpa beban.
Ditemui dikantor redaksi, Hayomi Gunawan , yang juga berprofesi sebagai pengajar motivasi Nasional di berbagai acara mengatakan “Bagi kami ini sangatlah miris, dan tentunya ini ada triger yang memicu hal tersebut, misal media sosial yang menayangkan film-film keras atau pemberitaan itu sendiri yang begitu terang-terangan membuka informasi adanya kejadian sangat detil dan ini bisa menjadi triger mereka, akan adanya tindakan yang pernah dilakukan orang lain dan ternyata mereka bisa mendapatkan jawaban dari tindakan itu, baik berupa kepuasan dendam, atau telah menunjukkan diri dan ini biasa disebut “Konformitas” yaitu tentang perilaku yang dipicu karena adanya orang lain yang melakukan dan menjadi biasa. Ujar Hayomi
dalam beberapa obrolan dangan beberapa para senior dibidang pengembangan diri, kami menemukan hal-hal yang perlu dikembangkan lebih inten sekarang ini adalah :
Empati : Untuk mengembangkan empati, remaja bisa mulai dengan mendengarkan aktif saat orang lain berbicara tentang perasaan mereka. Contohnya, ketika seorang teman berbagi tentang masalah pribadi, alih-alih langsung memberikan solusi, cobalah untuk memahami perasaannya terlebih dahulu. Ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dan menunjukkan bahwa kita peduli.
Peer Pressure (Tekanan Teman Sebaya): Menghadapi tekanan dari teman sebaya bisa sulit. Remaja perlu memahami bahwa mereka memiliki pilihan. Contohnya, jika teman-teman mendorong untuk mencoba alkohol, penting bagi remaja untuk mengingat alasan mereka memilih untuk tidak melakukannya dan berani mengatakan “tidak”.
Self-esteem (Harga Diri): Membangun harga diri dapat dilakukan dengan mengakui prestasi kecil dan merayakannya. Misalnya, jika seorang remaja berhasil menyelesaikan tugas yang sulit, penting untuk memberi diri mereka pengakuan atas usaha tersebut. Selain itu, bergaul dengan orang-orang yang positif juga dapat membantu meningkatkan harga diri.
Konflik Interpersonal: Dalam menyelesaikan konflik, penting untuk berkomunikasi dengan jelas dan jujur. Misalnya, jika ada perbedaan pendapat tentang film yang disukai, kedua belah pihak bisa menyampaikan pandangan mereka tanpa menyerang satu sama lain. Menggunakan “saya” daripada “kamu” saat berbicara tentang perasaan dapat mengurangi ketegangan.
Bagaimana cara mengasah keterampilan mendengarkan aktif ?
Mengasah keterampilan mendengarkan aktif adalah proses yang penting untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya:
Fokus Penuh: Saat seseorang berbicara, berikan perhatian penuh. Ini berarti tidak mengalihkan perhatian ke ponsel atau hal lain. Misalnya, jika teman sedang curhat, matikan ponsel dan tatap mata mereka.
Gunakan Bahasa Tubuh Positif: Tunjukkan minat dengan mengangguk dan menjaga kontak mata. Ini membuat pembicara merasa didengar dan dihargai. Contohnya, ketika teman Anda berbicara, jangan hanya mendengar, tetapi tunjukkan bahwa Anda terlibat dengan sikap tubuh yang terbuka.
Ajukan Pertanyaan Klarifikasi: Jika ada yang tidak Anda pahami, tanyakan untuk memperjelas. Misalnya, “Apa maksudmu dengan itu?” Ini menunjukkan bahwa Anda berusaha memahami lebih dalam apa yang mereka sampaikan.
Ulangi atau Paraferfrase: Setelah teman Anda selesai berbicara, coba ulangi atau parafrase apa yang mereka katakan untuk memastikan pemahaman. Misalnya, “Jadi, yang kamu rasakan adalah…” Ini membantu memperkuat pemahaman dan menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan. (joy-red)
