Pekerja Film dan Televisi di Hollywood Ancam Mogok
indonews.tv – Apakah anda masih ingat Warnet di tahun-tahun 1990 ? mulai marak dimana-mana berjajar orang pada buka jasa wartel,dan saat itu memang belum muncul teknologi HandPhone, HP masih sebuah barang angan-angan yang menggiurkan bak seperti di film Startrek.
Kemudian munculah Ponsel atau handphone pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1993. Pada saat itu, ponsel masih merupakan barang mewah dan hanya dapat diakses oleh segelintir orang yang mampu membelinya. Pada awalnya, ponsel di Indonesia menggunakan jaringan seluler analog NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan beberapa operator yang menyediakan layanan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, teknologi telekomunikasi berkembang pesat di Indonesia. Pada tahun 1996, pemerintah membuka pasar telekomunikasi untuk operator seluler GSM (Global System for Mobile Communications). Operator GSM pertama di Indonesia adalah PT Telkomsel yang meluncurkan layanan seluler pada tanggal 26 Mei 1995.
Saat ini di tahun 2023 teknologi yang sudah sangat maju dari tahun ke tahum bernama AI (Artificial Intelligence), adalah sejenis teknologi di bidang ilmu komputer yang memiliki kemampuan khusus untuk memecahkan masalah, yang sekarang semakin lama semakin berkembang dan juga menyerbu deras dalam menjawab teknologi perfileman. Rupanya inilah yang ditangapi serius oleh para negosiator serikat aktor Hollywood.
Dengan sepakat suara bulat merekomendasikan kepada anggotanya untuk melakukan pemogokan, setelah pembicaraan dengan perusahaan studio gagal menghasilkan kesepakatan.
Serikat aktor SAG-AFTRA, yang mewakili 160.000 anggota menyebutkan, mengusulkan aksi mogok kepada para anggotanya hari Kamis (13/7). Jika disetujui, studio Hollywood akan menghadapi aksi mogok kerja tebesar dalam 63 tahun:
SAG-AFTRA dan serikat penulis Writers Guild of America (WGA) menuntut kenaikan gaji pokok dan pembayaran residual dari TV streaming serta jaminan bahwa pekerjaan mereka tidak akan digantikan oleh kecerdasan buatan, AI.
Fran Drescher, mantan bintang “The Nanny” dan presiden SAG-AFTRA, mengatakan tanggapan studio terhadap tuntutan para pekerja sebagai “menghina dan tidak sopan.”
“Perusahaan telah menolak untuk terlibat secara berarti dalam beberapa topik penting..,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Sampai mereka (siap) bernegosiasi dengan itikad baik, kita tidak dapat mulai bernegosiasi,” kata SAG-AFTRA di sebuah pernyataan.
Selanjutnya disebutkan: “Setelah lebih dari empat minggu tawar-menawar, Asosiasi Produser Film dan Televisi AMPTP … tetap tidak mau menawarkan kesepakatan yang adil mengenai isu-isu utama yang penting bagi anggota SAG-AFTRA.”
“Kami sudah tawarkan peningkatan bersejarah” Asosiasi Produser Film dan Televisi AMPTP, yang bernegosiasi atas nama Netflix Inc, Walt Disney Co dan perusahaan lain, menyatakan mereka “sangat dalam kecewa karena SAG-AFTRA telah memutuskan untuk meninggalkan negosiasi.”
AMPTP selanjutnya mengatakan telah menawarkan “peningkatan gaji dan residual bersejarah, proposal terobosan AI yang melindungi kemiripan digital” dan keuntungan lainnya bagi para aktor.
“Daripada terus bernegosiasi, SAG-AFTRA telah menempatkan kita pada jalur yang akan memperdalam kesulitan keuangan bagi ribuan orang yang bergantung pada industri ini untuk penghidupan mereka,” kata AMPTP. (@red-dari berbagai sumber)