Surakarta, indonews.tv – ISI Surakarta yang terkenal dan banyak menelorkan orang-orang besar dibidang seni, berbagai seni pernah terbit dari kampus nan sejuk ini.
Satu lagi ISI Surakarta berbangga dengan melahirkan Doktor Seni Pertama yang menggunakan penelitian artistik (artistic research) dalam disertasinya, yaitu Ranang Agung Sugihartono dengan predikat cumlaude dengan IPK 3.85. dan tercatat sebagai Doktor ke 58 lulusan dari ISI Surakarta.
Wong (orang-red) asli kelahiran Blitar Jawa Timur 10 Nopember 1971 ini sangatlah aktif berkarya, karena dari semasa mudapun dia aktif di beberapa organisasi Kampus dan Kelembagaan, sampai menjadi photographer keliling ketika menjadi mahasiswa di IKIP Malang untuk membiayai kuliahnya, cerita Prof. DR.Dasono.MSn sebagai Promotor dan Co Promotor nya, yang disambut dengan senyunan oleh para penguji lainnya di laman Daring ISI Surakarta.
Menyelesaikan Sarjana Strata satu (S1) di IKIP Malang, serta S2 nya di ITB Bandung, Suami dari Hetty Dwi Agustin ini tetap berkarya biarpun sudah mencapai cita-cita nya sejak kecil sebagai Guru, yang akhirnya mengarahkan dia menjadi Dosen di ISI Solo,
Disertasi Ranang berjudul Karakter Animasi Teriantrofis : Transformasi Esensi Teriantrofis Patung dan Relief Garuda.
Sebagai seniman yang sangat dekat dengan seni Patung, Ranang dengan lancarnya menjawab para penanya pada ujian Doktorilanya pada tanggal 15 Sep 2021 yang lalu
Para penguji Desertasi ini yang terdiri dari dari Doktor dan Profesor antara lain
- Prof. Dr. Dharsono, M.Sn. selaku promotor
- Dr. Drs. Guntur, M.Hum. selaku co-promotor
- Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn. selaku Direktur Program Pascasarjana dan ketua dewan penguji
- Dr. I Nyoman Murtana, S.Kar., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Seni S3 dan sekretaris
- Prof. Dr. Timbul Haryono, MA. M.Sc. (UGM Yogyakarta) selaku penguji
- Banung Grahita, S.Ds., M.Ds., Ph.D. (ITB Bandung) selaku penguji
- Dr. Dendi Pratama, S.Sn., M.M., M.Ds. (Univ. PGRI Indraprasta Jakarta) selaku penguji
- Dr. Prayanto Widyo Harsanto, M. Sn. (ISI Yogyakarta) selaku penguji
- Dr. Wegig Murwonugroho, S.Sn, M.Hum. Universitas Trisakti Jakarta selaku penguji
Jenis penelitian artistik ini belum lazim digunakan di Indonesia, namun di luar negeri merupakan penelitian untuk jenjang doctoral, jelas bapak dari Kosalalita Anggiyumna Ranangsari dan Widi Lindi Ranangsari.
Lalu apa cita-cita Cak Ranang (kami Indonews.tv memanggilnya begitu karena podo suroboyone) yang belum tercapai ? “sebagai Guru besar” jawab dia santai tapi bermakna ingin meraihnya suatu saat.
Ranang tidak hanya menghasilkan karya seni berupa prototipe desain karakter animasi, namun juga menghasilkan teori atau konsep tentang desain karakter sebagai pengetahuan baru dalam dunia animasi.
“Karakter Teriantrofis merupakan desain karakter animasi yang memadukan unsur manusia dan hewan dengan mentransformasikan bagian tubuh hewan yang khas dan mencerminkan genetisnya untuk merepresentasikan kekuatan super,” ujar Ranang
Ranang menamainya dengan istilah ‘Karakter Ras Terian (KRT)’.
Jadi, segala jenis desain karakter animasi yang perwujudannya berbentuk perpaduan manusia dan hewan, disebutnya sebagai Karakter Ras Terian. Kata “Ras” merupakan kepanjangan dari nama penelitinya, Ranang Agung Sugihartono.
Sebagai syarat empiris dari desertasinya Ranang melibatkan praktisi animasi baik penulis naskah, desainer karakter, maupun 3D modeler dari Solo, Malang, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.
Prototipe desain karakter yang dihasilkan juga telah dibahas dalam Focus Group Discussion bersama para produser, industri pengguna, dan akademisi, termasuk pengurus Ainaki (Asosiasi Industri Animasi Indonesia) dan komunitas Animasi Solo Raya (Ansora) dengan harapan, hasil penelitian ini dapat diadopsi langsung oleh masyarakat animasi.
Karakter Ras Terian (KRT) sebagai Jenis penelitian artistik dapat diterapkan pada di perguruan tinggi seni atau program studi seni dan desain baik di jenjang S1 maupun S2.
“Proses kreasi, teknik atau metode penciptaan, dan hasil karya seni merupakan penelitian, sehingga jenis penelitian artistik cocok diterapkan di kampus seni,” kata Ranang.
“Adapun penelitian artistik lebih menempatkan riset sebagai penelitian untuk seni atau penelitian dalam seni,” imbuh Ranang.
sejalan dengan penetapan ISI Surakarta sebagai Artistic Research University, Rektor ISI Surakarta, DR. Guntur, M.Hum menyambut baik penerapan penelitian artistik dalam proyek penelitian disertasi ini.
“Penelitian artistik merupakan paradigma atau model penelitian yang dilakukan oleh praktisi (baca: seniman/desiner) dalam serangkaian proses kreatif yang dialami guna menghasilkan karya seni, penelitian artistik meyakini bahwa praktisi adalah peneliti, proses kreatif/berkarya adalah proses penelitian, dan karya seni adalah hasil penelitian,” DR. Guntur melengkap (sumber ISI Surakarta – Red indonews.tv)